Jumat, 01 April 2011

Disediakan, Benih yang Kuat Menghadapi Kekurangan Air

SUBANG, (PRLM).- PT Sang Hyang Seri (SHS) Region I Sukamandi mengaku siap menyediakan benih khusus untuk musim gadu (kemarau-red). Benih tersebut dipastikan kuat menghadapi kekurangan air, sehingga potensi gagal panan (puso) akibat kemarau bisa diminimaliasi.
Demikian dikatakan General Manager (GM) SHS Region I, H. Taris Medihartono, ketika diminta komentarnya tetang acaman musim kering terhadap produksi padi, Jumat (1/4). "Saat ini, kami sedang memanen ratusan hektare padi calon benih varietas Inpago dan Situ Bagendit. Kedua jenis padi itu tidak memerlukan banyak air saat dibudidayakan," ujar H. Taris, di sela-sela acara penjualan sembako murah untuk warga kurang mampu di sekitar Perumahan SHS Sukamandi.
Menurut dia, saat ini pihaknya memiliki 450 ton padi calon benih jenis Inpago (Intensifikasi padi gogo) dan 200 ton calon benih padi jenis Situ Bagendit. Dalam 4 hingga 6 pakan ke depan kedua varietas padi itu diharapkan sudah lolos sertifikasi dan dinyatakan layak menjadi benih, sehingga siap dipasarkan.
H. Taris mengatakan untuk mengolah calon benih menjadi benih harus melalui proses dormansi, yakni proses pengeringan dan pembersihan. Setalah itu padi diuji di laboratorium hingga diberi sertifikasi oleh Balai Pengawasan Sertifikasi Buah tanaman Pangan dan Holtikultura (BPSBPH) yang beralamat di Bandung Jawa Barat. "Saya optimis sebagian besar calon benih bisa menjadi benih karena hasil panen saat ini sangat bagus," kata dia.
Dikatakan juga, kedua jenis benih tersebut bisa menjawab ancaman kekeringan yang diprediksi bakal melanda Jawa Barat bagian Utara. Hanya saja, pihaknya tidak bisa memaksa petani menanam padi jenis tersebut, karena hal itu merupakan wewenang para penyuluh.
Diakui, para petani di Jawa Barat saat ini sedang menggandrungi padi jenis Ciherang, sehingga benih padi jenis itu yang sedang laku dipasaran. Padahal, disaat areal sawah kekurangan air, padi jenis Inpago dan Situbagendit lebih cocok dibudidayakan.
Di tempat yang sama Asisten Manager Irigasi dan Jalan, Ir. Isa Satriana mengaku belum mendapat informasi jika debit air di Wadukjatiluhur menyusut drastis. Padahal, pihak SHS Sikamandi selama ini selalu mengandalkan pasokan air dari waduk tersebut.
"Kami memiliki 3.150 hektare lahan garapan yang membutukan suplay air sedikitnya 3000 meter kubik parhari. Jika kiriman air benar-benar tersendat tentunya kami harus melakukan efesiensi air," kata Isa.
Menurut dia, pihaknya telah menandatangani kontrak dengan pihak PJT II Jatuluhur untuk memasok air ke area SHS sebanyak 5,5 juta kubik/tahun. Dan untuk itu pihak SHS harus membeli air dari PJT II. "Proses penyediaan benih tidak boleh terganggu. Oleh karena itu kami harus terus mengolah lahan kendati dengan pasokan air yang minim," kata Isa.
Dikatakan, pihaknya akan segera mensosialisasikan kondisi Waduk Jatiluhur kepada para petani penggarap mitra SHS. Mereka akan diinstruksikan untuk berhemat dalam menggunakan air. "Mudah-mudahan ancaman kekeringan tidak terjadi. Selama ini, kami memang tidak pernah gagal panen akibat kekeringan," kata Isa. (A-106/A-147)***

http://www.pikiran-rakyat.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar