Sabtu, 02 April 2011

Penangkaran Buaya Blanakan

Kec. Blanakan-Subang
Pengelola PT Perhutani

Penangkaran Buaya Blanakan terletak di Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang. Di lokasi ini dikembangkan penangkaran buaya jenis muara yang berjumlah kurang lebih 200 ekor terdiri dari buaya jantan dan betina lengkap dengan habitatnya. Di lokasi ini pengunjung pun dapat pula menyaksikan suguhan atraksi buaya-buaya muara dari atas balkon, saat menyantap makanan yang diberikan pengelola.
Obyek wisata dengan lahan seluas 1,5 ha, dari luas total 8 ha wilayah hutan Tegaltangkil ini dikelola oleh PT Perhutani, selain disuguhi atraksi buaya-buaya muara para wisatawan yang datang ke lokasi ini dapat menikmati sajian kuliner berupa makanan laut khas Blanakan yaitu ikan bakar Etong, Cumi dan Kepiting, yang disajikan di warung-warung yang tertata rapih di bawah kerindangan pohon-pohon, selain itu pula para wisatawan juga dapat menyusuri pesisir laut Blanakan sampai dengan Patimban dengan menggunakan jasa penyewaan kapal boat yang tersedia disana, atau bagi pengunjung yang ingin melakukan aktivitas lain seperti berkemah, jalan-jalan di hutan mangrove, dan menyaksikan beberapa satwa khas rawa pun bisa.
Pilihan lainnya adalah trekking. Jika waktunya tepat, pengunjung dapat menyaksikan beberapa satwa liar lain seperti berang-berang, ular sawah, kucing hutan, dan burung kuntul. Atau bagi para pengunjung yang memiliki hobi mancing, juga dapat menyalurkan kesenangannya di Sungai Blanakan.
Penangkaran buaya yang telah dikembangkan sejak tahun 1989 termasuk salah satu kawasan wisata yang banyak mendapat perhatian dari wisatawan. Hingga saat ini terdapat 236 buaya muara yang dulunya dikirim dari Kalimantan.

Pada bulan-bulan tertentu (Oktober - November) setiap tahunnya selalu diadakan upacara tradisional para nelayan yang dikenal dengan pesta laut, yaitu upacara sakral dengan membuang kepala kerbau ke tengah laut.

Blanakan diambil dari historis keluarga Buyut Perahu yaiut asal kata Belah Sanak (Bahasa Indramayu) yang berarti :

* belah berarti pecah/pisah
* sanak berarti dulur/saudara atau keluarga


Indramayu adalah salah satu nama tempat yang sekarang menjadi Kabupaten yang tidak jauh letaknya dengan Kecamatan Blanakan termasuk Pantai Jawa Bagian Utara, asal Buyut Perahu tinggal dahulu dan Kibuyut Perahu berlayar bersama istrinya dan adiknya untuk mencari nafkah, dalam perjalanannya mereka singgah di salah satu tempat yaitu (Blanakan sekarang). Ketiga orang tersebut hidup mencari makanan di Blanakan. Pada suatu hari Kibuyut Perahu bermaksud mencari mencek (kijang). Pagi hari sekali Kibuyut berangkat berpesan pada istri dan adiknya agar tidak ikut berburu. Setelah seharian mencari Kijang kemudian kibuyut pulang dengan membawa hasil, sesampainya di rumah Kibuyut langsung membuka rumahnya, ternyata Kibuyut mendapati istri dan adiknya. Tak lama kemudian Kibyut menikah lagi dengan seorang istri asal Blanakan (sekarang) . Kibuyut Perahu berterus terang kepada istrinya yang baru tentang aib yang menimpanya, dan berkata “Saya lebih baik belah sanak dari pada hidup malu sehingga dari kata-kata itu mereka menyebutnya kampung belah sanak oleh anak Kibuyut Perahu Kampung tersebut diubah menjadi Blanakan.


Faslitas dan Tarif
Fasilitas yang sudah tersedia di Wana Wisata Blanakan ini adalah loket penjualan karcis, pos jaga, pondok kerja, tempat parkir, jalan setapak, air bersih, shelter, mushola, tempat duduk, menara pengintai/tribun, ayunan, tempat sampah,Terminal perahu, arena bermain anak, warung-warung makanan.
Tarif masuk Rp 4000/0rang

Aksesibilitas

Lokasi obyek wisata ini terletak di wilayah Kab. Subang bagian utara, tepatnya di jalur Pantura. Oleh karenanya jalan menuju lokasi ini beraspal, sehingga pengunjung dapat menggunakan kendaraan pribadi roda 2 atau roda 4, ataupun menggunakan kendaraan umum. Adapun waktu tempuh dari kota Subang sekitar 60 menit, dari Bandung sekitar 2,5 jam dan dari Jakarta via Pantura sekitar 3 jam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar