Rabu, 13 April 2011

Petani Diimbau Tanam Palawija Hadapi Kemarau

SUBANG, (PRLM).- Guna meminimalisasi kemungkinan terjadinya gagal panen (puso) akibat kekeringan, Dinas Pertanian Tanaman Pangan (Distan) Kab. Subang, menganjurkan para petani di wilayah Pantura meninggalkan pola tanam padi terus menerus.
Para petani, terutama yang berada di golongan air empat dan lima disarankan menanam palawija pada musim tanam (MT) gadu ke ini.
"Jika petani memaksa menanam padi, dikhawatirkan sawah mereka tidak terari pada bulan Juni nanti. Sebab, pada bulan itu pasokan air dari PJT II Jatiluhur bakal dikurangi. Sementara pada bulan itu curah hujan sudah sangat sedikit," ujar Kepala Distan Kab. Subang, Djadja Rohadamadja, ketika dihubungi "PRLM", Selasa (12/4).
Menurut dia, pola tanam padi-padi-palawija diharapkan mampu menyelamatkan para petani dari gagal panen. Sebab, penanaman palawija pada MT gadu tidak terlalu membutuhkan air banyak.
"Tanaman yang dianjurkan adalah kedelai dan jagung," kata Djadja.
Dikatakannya, cadangan air yang ada di irigasi induk Tarum Timur dilaporkan sudah mengalami penyusutan. Padahal curah hujan masih ada kendati dalam intensitas ringan hingga sedang.
Kondisi tersebut dikhawatirkan bakal semakin parah ketika curah hujan tidak ada lagi. "Kami khawatir, petani tidak mengetahui hal itu, sehingga mereka tetap menamam padi karena sekarang hujan masih terun," kata dia.
Oleh kerena itu, pihaknya meminta para petani tidak berspekulasi dalam menghadapi cuaca tidak menentu seperti terjadi saat ini. Sebab, jika mereka memaksa tanaman padi, kemudian kekeringan terjadi, maka tanaman mereka tidak akan bisa diselamatkan.
Dikatakan, dari 84 ribu hektare areal persawahan yang ada di Subang, 19 ribu hektare di antaranya yang berada di Pantura yakni di Kec. Legon Kulon, Pusakanagara dan Pusakajaya. Areal sawah itu, kata Djadja berpotensi mengalami kekeringan ada MT gadu ini.
Dia menambahkan, guna mengantisipasi hal itu, pihaknya bakal menyiapkan pompa untuk menyedot air dari sumber-sumber air terdekat. Namun masalahnya, pada musim kering nanti sumber-sumber air itu ikut mengalami penyusutan.
Bahkan, air dari sumber air itu tidak layak untuk mengairi sawah kerena sudah tercemar limbah."Sumber air dimaksud di antaranya adalah Sungai Cilamaya, Ciasem, dan Cipunegara," kata dia. (A-106/A-88)***

http://www.pikiran-rakyat.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar