SUBANG, (PRLM).- Pemerintah Kab. Subang mengaku hanya mampu memperbaiki 15% kerusakan jalan yang ada di kabupaten tersebut. Hal itu terjadi akibat minimnya anggaran untuk perbaikan insfrastruktur yang dialokasikan dalam APBD 2011.
"Pada tahun ini, Pemkab Subang hanya menyiapkan dana untuk perbaikan jalan sebesar Rp 64 miliar. Padahal 40% jalan kabupaten saat ini dalam kondisi rusak berat," ujar Kepala Bidang Bina Marga pada Dinas Bina Marga dan Pengairan Kab. Subang, Hj. Dedeh Ruswati, ketika dihubungi, Senin (4/4).
Menurut dia, rentang jalan kabupaten yang ada di Subang mencapai 1.054 KM. Dari panjang jalan tersebut, 400 KM di antaranya dalam kondisi hancur. Menurutnya, untuk memulihkan kondisi jalan tersebut diperlukan dana tidak sedikit. Sebab, perbaikannya harus dilakukan dengan cara dibeton atau dicor.
Pada umumnya, jalan yang rusak berada di Kab. Subang bagian Tengah dan Bagian Utara."'Kalau hanya dihotmix, jalan itu akan hancur lagi dalam enam bulan atau paling kuat satu tahun," kata Hj. Dedeh.
Dikatakan, selain kondisi tanahnya yang labil, jalan di Subang Tengah dan Subang Utara kerap dilalui kendaraan bertonase tinggi. Akibatnyan, jalan cepat hancur jika tidak dibeton.
Menurut Hj. Dedeh biaya untuk pengecoran jalan memang jauh lebih mahal letimbang dengan penghotmikan."Biaya untuk membenton jalan mencapai Rp 2,2 milar per Km, sedangkan perbaikan dengan cara dihotmix hanya butuh biaya Rp 1,5 Km per kilometernya," timpal Kepala Seksi Pembangunan Dinas Bina Marga dan Pengairan, Andri Mulya Priatna.
Namun demikian, lanjut Andri, secara ekonomis, perbaikan dengan cara dibeton jauh lebih effesien ketimbang hotmix. Pasalanya usia jalan beton bisa mencapai 5 hingga 8 tahun, sedangkan hotmix hanya 6 bulan hingga 1 tahun.
Dalam kesempatan itu, Hj. Dedeh maupun Andri menyesalkan sikap pemerintah pusat yang menghapus dana alokasi khusus (DAK) untuk perbaikan insfrastruktur. Padahal dana tersebut sangat dibutuhkan daerah untuk mencover perbaikan jalan yang tidak terjangkau oleh dana APBD. "Pada tahun ini DAK untuk jalan nol prosen. Pada tahun-tahun lalu masih ada sekira Rp 15 miliar," kata Andri. (A-106/das)***
http://www.pikiran-rakyat.com/
Bertambah 1 Alasan Untuk Jadi Pengusaha
10 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar