Selasa, 01 Maret 2011

Akibat Cuaca Ekstrem, Petani Hortikultura Subang Rugi Ratusan Miliar Rupiah



SUBANG, (PRLM).- Cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini membuat para petani hortikultura di wilayah Kab. Subang kelimpungan. Sebab, aneka tanaman buah milik mereka gagal panen diterjang cuaca buruk. Akibat lebih jauh para petani merugi hingga ratusan miliar rupiah.

Nanang Sutisna, salah seorang pemilik kebun rambutan di Desa Manyeti, Kec. Dawuan mengatakan, puluhan pohon rambutan miliknya pada tahun ini tidak berbuah sama sekali. Padahal pada tahun-tahun sebelumnya kebun miliknya mampu menghasilkan uang antara Rp 5 juta hingga Rp 10 juta per musim.

"Entah kenapa kali ini pohon rambutan tidak berbunga. Bahkan pohon yang berbunga pun tidak menjadi buah karena keburu rontok diterjang hujan dan angin," kata Nanang.

Hal senada dikatakan Ahmad, petani hortikultura lainnya asal Desa/Kec. Purwadadi. Menurut dia, tahun ini, keluarganya kelihangan pendapatan dari kebun rambutan, Padahal, mereka telah merencanakan melunasi ongkos naik haji dari hasil penjualan rambutan. "Sepertinya, Allah belum mengijinkan kami pergi ke Tanah Suci tahun ini," kata dia.

Dihubungi terpisah, Kepala Seksi Hortikultura pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kab.Subang, Tatang Gustian, membenarkan adanya kegagalan panen komoditas hortikulutra unggulan yang ada di wilayah kerjanya. "Bukan hanya rambutan yang gagal panen akibat cuaca buruk ini. Tanaman lain, seperti mangga dan manggis pun tidak berbuah," kata Tatang, ketika dihubungi, Selasa (1/3).

Menurut dia kerugian yang diderita pentani akibat cuaca ekstrim mencapai Rp 627 miliar. Ia menjelaskan, kerugian terbesar berasal dari pohon rambutan yang gagal panen.

Di Subang, lanjut Tatang, terdapat 7.451 hektare kebun rambutan dan semuanya gagal panen. "Jika diakumulasikan kerugian dari rambutan saja mencapai Rp 350 miliar. Sementara kerugian dari pohon mangga mencapai Rp 217 miliar dan manggis Rp 60 miliar, "kata dia.

Dikatakan juga, selama ini Kab. Subang dikenal sebagai sentra rambutan terbesar di Jawa Barat, setelah nenas. Sedangkan manggis merupakan komoditas buah-buahan ketiga terbanyak setelah mangga. Sebagian produksi buah-buahan asal Subang itu bahkan ada yang diekspor ke berbagai negara.

Sementara itu, Camat Purwadadi, Rahmat Effendy mengatakan, saat ini banyak petani rambutan yang terpukul akibat kondisi tersebut. Mareka bahkan mulai menelantarkan kebun rambutannya dan sebagain lagi ada yang berniat menjualnya. "Luas kebun rambutan di wilayah Kec. Purwadadi kini tinggal 4.500 hektere, setelah sebagian kebun tergusur industri," kata Rahmat. (A-106/das)***

http://www.pikiran-rakyat.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar