Selasa, 22 Maret 2011

Aktivitas Pegawai Subang Sudah Mulai Normal

SUBANG, (PRLM).- Kendati belum pulih 100 prosen, aktivitas di komplek perkantoran Sekretariat Daerah (Setda) Subang, sudah mulai terlihat normal, Selasa (22/3). Sejumlah pegawai mulai menjalankan tugasnya masing-masing walau sebagian belum mengenakan pakaian dinas.
Demikian pula, ratusan kendaran dinas baik mobil maupun sepeda motor yang semula terparkir di alun-alun sudah mulai diambil para pemakainya masing-masing. Kendaraan dinas yang masih tersisa di alun-alun hanya beberapa unit saja, termasuk kendaraan dinas bupati Toyota Camry T 1 dan mobil dinas Sekda.
“Sejak Selasa pagi, sejumlah kendaraan dinas sudah diambil. Saya tidak tahu atas instruksi siapa,” ujar seorang anggota Satuan Polisi Pamong Praja yang bertugas menjaga mobil itu, Selasa (22/1).

Sebelumnya Sekretaris Daerah Subang, Rahmat Solihin mengatakan, mobil dinas akan kembali diserahakan kepada para pajabat setelah aksi mereka ke Kementrian Dalam Negeri dilaksanakan. “Alhadulillah, aksi kami mendapat tanggapan serius dari pihak Kemendagri. Mereka berjanji bakal mengkaji ulang persoalan BP PBB di Subang,” kata Rahmat.
Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya mengizinkan para pejabat berativitas kembali dan menggunakan mobil dinasnya masing-masing. Bahkan Rahmat juga mengaku sedang pergi ke Bandung terkait urusan dinas.
Di tempat terpisah, Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah, H. Anang Jauharuddin membantah jika para pejabat melakukan aksi mogok kerja.
Menurut dia, semua urusan kedinasan tetap berjalan sesuai agenda kerja yang telah ditentukan. Namun, Anang mengakui, dalam dua hari terakhir para pejabat tidak menggunakan seragam dinas saat bekerja di kantornya masing-masing.”Semua agenda di BKD berjalan baik. Soal tidak pakai seragam kami hanya menjalankan perintah Sekda,” kata dia.
Dari pantuan “PRLM”, hampir semua ruang kerja di lingkungan Setda dan sejumlah dinas/instansi memang terisi para pegawai. Sebagian dari mereka ada yang mengenakan seragam dinas tetapi ada juga yang masih berpakaian preman, seperti bercelana jeans dengan stelan T Shirt.
Sebagian lagi ada yang berbaju batik, sehingga masyarakat sulit membedakan mana pegawai dan mana tamu. “Kalau kondisinya seperti ini terus, kantor ini sangat rentan terhadap aksi kejahatan,” ujar salah seorang pemburu berita, Eko. (A-106/A-147)***

http://www.pikiran-rakyat.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar