Rabu, 23 Maret 2011

Ekspor Daging Unggas Terganjal Wabah Flu Burung

SUBANG, (PRLM).- Wabah flu burung atau avian influenza (AI) yang menyerang unggas di sentra-sentra peternakan di Indonesia telah membuat ekspor daging ayam ke sejumlah negara di Asia terhenti total sejak tahun 2005 lalu.
Diharapkan ekspor komoditas itu kembali berjalan setelah para peternak Indonesia mampu mengendalikan virus H5N1."Oleh karena itu, kita harus berupaya keras agar unggas kita terbebas dari serangan virus tersebut," ujar Pakar Unggas dari Isnstitut Pertanian Bogor (IPB), Triarso Purnawarman, disela-sela acara Evaluasi Hasil Pembinaan Biosekuriti Peternak Unggas Sektor 3 di Kab. Subang, Rabu (23/3).

Menurut Triarso, pihaknya tidak yakin Indonesia akan mampu kembali mengeskpor unggas hingga tahun 2014 mendatang. Sebab, hingga sekarang ini, peternakan unggas di Indonesia masih rentan terserang virus AI. "Rasanya agak sulit untuk bisa mengekspor unggas dalam waktu dekat," kata dia.
Persoalan lain, lanjut Triarso, pemberlakuan sistem zonning telah mempersempit ruang gerak upaya ekspor itu. "Celah ekspor itu memang ada tapi hanya sedikit," ujar Triarso.
Ia mengungkapkan, ekspor unggas Indonesia ke sejumlah negara ASEAN, Asia Selatan, Turki dan Jepang, mulai terhenti sejak terjadinya peristiwa flu burung pada tahun 2003. Ketika wabah flu burung mencapai puncaknya tahun 2005, ekspor unggas terhenti sama sekali.
Menurut Triarso, saat ini pihak IPB bekerja sama dengan Indonesia Dutch Partnership (IDP) dan Dinas Peternakan Kabupaten Subang, sedang mengupayakan agar ekspor unggas kembali berjalan. Caranya, mereka mengadakan pembimbingan kepada para peternak unggas mandiri dan peternak kemiteraan di sektor III, untuk bisa mencegah serangan virus H5N1. "Para peternak dididik menggunakan dengan sistem bioscurity yang ketat saat membesarkan uanggas mereka," kata dia.
Dengan cara tersebut, produk unggas asal Subang yang sudah bebas serangan virus AI akan memenuhi standar internasional untuk dapat diekspor.
Di tempat yang sama Kepala Bidang Peternakan pada Dinas Peternakan Kabupaten Subang, drh. Agus Sugama mengatakan, selama ini produksi ternak unggas Subang, menyuplai 10 persen kebutuhan nasional dan 50 persen Jawa Barat.
Produksi ternak unggas Subang, jelas Agus, pernah mengalami kejayaan ekspor pada hingga tahun 2005. "Kami mengekspornya ke Bangladesh, malaysia, Turki dan Thailand. Potensinya sampai jutaan ekor per tahun," ujar Agus.
Berdasarkan data yang ada di Disnak Subang, sambung Agus, pada tahun 2010, produksi ayam broiler yang dihasilkan 1.030 peternak unggas kemiteraan dan 168 peternak mandiri di Kabupaten Subang mencapai 30 juta ekor per tahun. Sedangkan produk ayam kampungnya mencapai 1,5 juta ekor per tahun. (A-106/das)***

http://www.pikiran-rakyat.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar